Sabtu, 12 Mei 2012

Sukses dimulai dari pengendalian diri

Banyak ahli kepemimpinan menyebutkan penguasaan diri sebagai salah satu kunci Sukses. Tentu saja kesuksesan yang dimaksudkan dari berbagai aspek mulai dari pekerjaan, usaha bahkan keluarga. Mengapa karakter atau sifat yang disebut sebagai salah satu Buah Roh itu sangat penting?
Kata Yunani agkrateia mempunyai arti penguasaan diri, pengendalian diri, mengekang diri (self control, control over desire), kesederhanaan dan tahan nafsu. Kata ini juga sinkron dengan kecukupan atau ketenangan. Dan secara sederhana arti kata ini digambarkan seperti menahan nafsu makan. Penguasaan diri begitu penting karena sepanjang hidup, kita berhadapan dengan berbagai hal yang menyeret kita kepada hal-hal yang justu membawa kepada kesia-siaan dan kegagalan.
Penguasaan Diri Mendorong Kita Untuk Mengasihi Allah
Penguasaan diri beda dengan disiplin. Orang disiplin akan berkata, saya perlu mendisiplin diri untuk tidak berbuat itu (menahan). Sedangkan orang yang menguasai diri tidak melakukan hal yang jelas tidak baik atau tidak perlu karena didorong oleh motivasi yaitu mengasihi Allah. Jadi orang ini rela tidak melakukan sesuatu yang secara dunia nikmat karena dorongan kasihnya kepada Allah.
Penguasaan Diri Mendorong Kita Untuk Taat Kepada Allah
Penguasaan diri bukan hanya memotivasi seseorang untuk tidak melakukan hal yang sia-sia atau bertentangan dengan Allah, tetapi juga mendorong seseorang untuk mentaati perintah Allah (sekalipun enggan atau berat). Contoh: Mengampuni orang yang telah menghancurkan hidup kita adalah tindakan yang seringkali berat untuk dilakukan. Penguasaan diri akan memotivasi orang itu untuk menunjukkan kasihnya kepada Allah dengan mengampuni.
Menerapkan penguasaan diri mulai dari kehidupan keluarga, bisnis hingga masyarakat akan menolong kita untuk menjadi orang yang berhasil (sukses), karena kita terhindar untuk melakukan hal yang tidak perlu dan merugikan diri kita sendiri.
Amsal berkata orang yang tidak dapat mengendalikan diri adalah seperti kota yang roboh temboknya. Zaman dulu setiap kota ada tembok sebagai perlindungan dari serangan musuh. Orang yang tidak dapat mengendalikan diri (menguasai diri), berarti pertahanan dirinya sudah jebol. Ciri orang seperti ini biasanya suka mengeluh dan selalu menyalahkan orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar