Setiap
manusia berusaha mengontrol apa yang ada di sekitarnya, namun yang
paling sukar dikontrol adalah pribadi manusia itu sendiri.
Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya melebihi orang yang merebut kota.
Amsal
ditulis pada zaman dimana menundukan kota merupakan keberhasilan yang
sangat luar biasa, namun Alkitab mengatakan bahwa bagi Tuhan
keberhasilan itu tidak ada artinya dengan keberhasilan seseorang
mengendalikan dirinya.
Kita
tidak dapat menundukkan atau mengontrol sesuatu ataupun seseorang kalau
kita tidak mampu mengontrol diri sendiri. Karena itu banyak kegagalan
yang disebabkan ketidakmampuan untuk mengontrol diri sendiri, bahkan
suatu bangsa bisa hancur jika penguasanya tidak bisa untuk mengontrol
dirinya sendiri.
Amsal 25:28
Orang yang tak dapat mengendalikan diri adalah seperti kota yang roboh temboknya.
Seseorang
yang tidak mempunyai penguasaan diri akan selalu rentan terhadap segala
sesuatu yang menekan dirinya, orang itu tidak akan sanggup bertahan
apabila menghadapi tantangan dan halangan dalam kehidupannya.
Salah
satu karakteristik dari sikap kekanan-kanakan adalah tidak adanya
penguasaan diri. Penguasaan diri bukanlah sesuatu yang dibawa sejak
lahir, melainkan sesuatu yang harus dilatih dan dipelajari dalam proses
pendewasaan diri. Karena itu, salah satu tanda menuju kedewasaan adalah
kemampuan untuk mengendalikan diri.
Ada tiga aspek yang dapat kita pelajari untuk dapat mengendalikan diri. Ketiga aspek itu adalah :
- Menguasai Lidah
Manusia
secara umum suka bicara, bahkan secara statisktik manusia menghabiskan
1/5 hidupnya untuk berbicara. Dalam suratnya, Yakobus menyatakan bahwa
barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang yang
sempurna. Artinya orang yang sempurna adalah orang yang bisa
mengendalikan perkataannya, dan lewat perkataannya dia pun mampu
mengendalikan tubuhnya.
Alasan kita perlu menguasai lidah atau mulut anda adalah :
- Karena Lidah Mengendalikan Hidup (Yakobus 3:3-4)
Yakobus
menggunakan perumpamaan kekang pada mulut kuda untuk menjelaskan kuasa
dari menjaga perkataan. Dengan mengendalikan lidah/perkataan, kita dapat
mengendalikan tubuh kita. Untuk itu kita harus berhati-hati dengan
perkataan kita.
Perumpamaan
tentang kemudi pada kapal, menjelaskan bahwa lewat perkataan seseorang
bisa menentukan kemana kehidupanmu berjalan. Kita harus memperhatikan
perkataan yang keluar dari mulut kita, juga kepada siapa kita berbicara.
Hal ini tidak bisa kita lakukan seorang diri, kita perlu meminta
petunjuk Tuhan seperti yang dilakukan oleh Daud pada Mazmur 141:3.
- Karena Lidah Dapat Menghancurkan Apa yang Sudah Dibangun (Yakobus 3:5-8)
Perkataanmu bisa menghancurkan reputasi, pernikahan, hubungan bahkan masa depan seseorang dalam satu malam.
Dampak
dari perkataan bisa terjadi secara beruntun, jadi perkataan yang
sia-sia akan merusak sesuatu bahkan lebih jauh dari apa yang kita
pikirkan. Bahkan Yakobus mengungkapkan bahwa semua binatang bisa
dijinakkan, tapi tidak seorangpun dapat menjinakkan lidah (ayat 8).
- Lidah Menunjukan Siapa Diri Kita Sebenarnya (Yakobus 3:11-12)
Perumpamaan
mata air menceritakan bahwa apa yang keluar dari dalam perkataan
seseorang mencerminkan apa yang ada di dalam hatinya. Jika seseorang
mempunyai masalah dengan mulut dan perkataannya, maka permasalahan
terletak pada hatinya. Jadi untuk memperbaikinya, anda harus
menyembuhkan apa yang ada di hati anda.
Bahkan
secara jasmani, kondisi lidah bisa menentukan kesehatan organ tubuh
lain seseorang. Maka tidak aneh jika apa yang keluar lewat lidah
(perkataan) merupakan gambaran kondisi hatimu.
- Menguasai Tubuh
Hal ini meliputi penguasaan diri dalam makanan, pekerjaan, pola hidup dan sebagainya.
Nafsu
makan/seks/emosi itu sebenarnya baik, namun jika tidak dapat
dikendalikan maka itu akan merusak kehidupan seseorang. Apapun yang
dilakukan secara berlebihan akan merusak dirimu, jadi berlakulah
seimbang.
1 Korintus 10:31, apapun yang kamu lakukan (makan/minum/dsb) lakukanlah itu untuk kemuliaan Tuhan.
3. Menguasai Semua Sumber Daya Yang Tuhan Berikan
Hal ini meliputi kemampuan untuk mengontrol waktu, energi, uang atau semua yang Tuhan berikan.
Kita
sering memboroskan sesuatu, sehingga justru pada saat kita membutuhkan
kita tidak dapat melakukan apa yang seharusnya kita lakukan. Kelolah
semua yang diberikan.
Bagus mas bro! tingkatkan lagi, Ok!
BalasHapuswww.oratuku.blogspot.com