Kawan, ini hanya tentang rizki. Bahwa Tuhan telah mempersiapkan rizki
kepada makhluknya jauh sebelum makhluk itu lahir. Pembuktian tentang
rizki ini memang tidak akan bisa dibuktikan dengan akal pikiran manusia
atau dengan uji klinis ilmu pengetahuan modern. Tapi Allah selalu
memberikan tanda-tanda agar manusia bisa belajar memahaminya. Semut,
hewan yang sangat kecil itu, bagaimanapun telah dijamin kehidupannya
oleh Allah. Allah tidak pernah menyia-nyiakan makhluknya yang hidup di
alam ini walaupun hanya sekecil semut sekalipun.
Laba-laba yang lemah dan kecil itu diberi kemampuan oleh Allah bisa
membuat jaring-jaring sebagai tempat tinggal dan mencari makan.
Bagaimana mungkin hewan yang hanya diam seharian di tempatnya bisa
mendapatkan makanan dari serangga-serangga yang melayang dan terjerat
di jaringnya, jika bukan karena kekuasaan Allah. Tapi laba-laba itu
tidak diam saja tanpa melakukan apapun. Dia telah dikaruniai oleh Allah
kemampuan membuat jaring-jaring yang tidak bisa dilakukan oleh hewan
lainnya.
Pun begitu juga dengan manusia, makhluk yang dijanjikan oleh Allah
sebagai makhluk yang paling mulia karena anugerah yang diberikan yang
tidak dimiliki oleh makhluk lainnya yaitu akal. Dengan akal manusia
ditempatkan derajatnya lebih tinggi dari malaikat, hingga malaikat pun
disuruh sujud kepadanya, sekaligus menjadikan manusia makhluk yang
lebih rendah melebihi binatang jika dia lalai terhadap perintah Allah.
Dalam kaitan rizki, Allah sama sekali tidak pernah meninggalkan
manusia. Di lauhul mahfudz sana, Tuhan telah menyediakan bagian-bagian
rizki yang kelak akan diberikan kepada manusia ketika dia lahir ke
dunia.
Kawan, betapa Allah telah membuktikan itu. Ketika anak masih di dalam
janin dan bahkan ketika bakal benih itu belum bersatu antara
spermatozoa dan ovum, jauh hari sebelum keduanya bersatu, Allah telah
menciptakan payudara ibu yang menampung air susu sebagai bekal pertama
untuk menunjang kehidupan si anak ketika lahir nanti. Air susu ibu
itulah yang disebut dengan rizki. Payudara ibu tidak dibentuk setelah
janin terlahir ke dunia, melainkan jauh sebelum dia menghirup udara
untuk pertama kalinya. Bukankan itu sebagai peringatan kepada si anak
nanti, bahwa dalam kehidupan ini jangan pernah sangsi dan ragu tentang
rizki yang sebenarnya telah disiapkan oleh Allah.
Akan tetapi mengapa Allah memberikan berbagai bentuk mulut si bayi
tidak semua sama, begitupun tenaga dari si bayi semua berbeda-beda,
karena Allah telah mengatur seberapa besar kelak rizki yang akan
diberikan kepada si anak. Ada anak yang mulutnya kecil tapi karena
Allah memberi tenaga yang kuat sehingga ketika menetek pada
si ibu dia mendapatkan air susu yang banyak dengan cepat. Begitupun
sebaliknya ada anak yang diberi mulut yang lebar tetapi karena
tenaganya lemah dan tidak terlalu kuat, dia tidak bisa menghisap air
susu ibunya dengan kuat, sehingga yang didapatkan juga lebih sedikit
dari si bayi yang pertama tadi.
Inilah hakikat dari rizki yang telah diciptakan oleh Allah jauh sebelum
manusia lahir. Itulah kenapa Allah menciptakan manusia dengan berbagai
macam karakter dan bentuk serta keahlian tertentu. Bukan karena Allah
pelit kepada makhluknya tetapi agar bisa dijadikan pelajaran bagi
sesama manusia, dan tidak terlalu takut tidak akan kebagian rizki,
karena Allah sudah menjamin itu.
Ada orang yang hanya dengan melakukan sedikit hal saja sudah mendapat
karunia Allah yang luar biasa, atau mendapat rizki yang kadang membuat
iri orang yang melihatnya, tetapi ada juga orang yang dengan
mati-matian telah mencari rizki sehari semalam penuh tetapi hanya cukup
untuk makan dan minum sehari saja.
Rizki memang suatu rahasia Allah yang derajat kastanya sama dengan
kematian dan jodoh manusia. begitu misteriusnya kadang membuat manusia
menjadi berburuk sangka kepada Allah lantaran menganggap Allah tidak
menyayanginya dengan memberi cobaan yang berat. Ada yang dijadikan
seumur hidupnya miskin tapi dengan hati yang sabar dan penuh ridha
kepada Allah, maka hidupnya selalu cukup. Tidak banyak kebutuhan hidup
yang membelitnya. Ada juga seseorang begitu lahir sudah memiliki tanah
dan barang-barang mewah lainnya dengan “atas nama” dia. Tetapi hatinya
sangat-sangat takabbur hingga hidupnya merasa tidak pernah cukup.
Akhirnya, bagaimana kita menganggap rizki yang Allah berikan sebagai
rahmat atau sebagai laknat tergantung bagaimana manusia dalam
mensyukurinya. Dan rizki tidak akan menghampiri siapapun yang
berpredikat sebagai “pemalas” karena ketika kecil dahulu Allah sudah
memberikan kelebihan kepada manusia jauh sebelum manusia lahir dan
telah menyiapkan rizki bahkan sebelum sperma ayah bertemu dengan indung
telur sang ibu. Laba-laba tidak akan mendapatkan makanan jika dia tidak
mau menggunakan jaringnya untuk menangkap mangsa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar