Minggu, 13 Mei 2012

Rizki yang sudah dijamin Allah

Kawan, ini hanya tentang rizki. Bahwa Tuhan telah mempersiapkan rizki kepada makhluknya jauh sebelum makhluk itu lahir. Pembuktian tentang rizki ini memang tidak akan bisa dibuktikan dengan akal pikiran manusia atau dengan uji klinis ilmu pengetahuan modern. Tapi Allah selalu memberikan tanda-tanda agar manusia bisa belajar memahaminya.  Semut, hewan yang sangat kecil itu, bagaimanapun telah dijamin kehidupannya oleh Allah. Allah tidak pernah menyia-nyiakan makhluknya yang hidup di alam ini walaupun hanya sekecil semut sekalipun.
Laba-laba yang lemah dan kecil itu diberi kemampuan oleh Allah bisa membuat jaring-jaring sebagai tempat tinggal dan mencari makan. Bagaimana mungkin hewan yang hanya diam seharian di tempatnya bisa mendapatkan makanan dari serangga-serangga yang melayang dan terjerat di jaringnya, jika bukan karena kekuasaan Allah. Tapi laba-laba itu tidak diam saja tanpa melakukan apapun. Dia telah dikaruniai oleh Allah kemampuan membuat jaring-jaring yang tidak bisa dilakukan oleh hewan lainnya.
Pun begitu juga dengan manusia, makhluk yang dijanjikan oleh Allah sebagai makhluk yang paling mulia karena anugerah yang diberikan yang tidak dimiliki oleh makhluk lainnya yaitu akal. Dengan akal manusia ditempatkan derajatnya lebih tinggi dari malaikat, hingga malaikat pun disuruh sujud kepadanya, sekaligus menjadikan manusia makhluk yang lebih rendah melebihi binatang jika dia lalai terhadap perintah Allah.
Dalam kaitan rizki, Allah sama sekali tidak pernah meninggalkan manusia. Di lauhul mahfudz sana, Tuhan telah menyediakan bagian-bagian rizki yang kelak akan diberikan kepada manusia ketika dia lahir ke dunia.
Kawan, betapa Allah telah membuktikan itu. Ketika anak masih di dalam janin dan bahkan ketika bakal benih itu belum bersatu antara spermatozoa dan ovum, jauh hari sebelum keduanya bersatu, Allah telah menciptakan payudara ibu yang menampung air susu sebagai bekal pertama untuk menunjang kehidupan si anak ketika lahir nanti. Air susu ibu itulah yang disebut dengan rizki. Payudara ibu tidak dibentuk setelah janin terlahir ke dunia, melainkan jauh sebelum dia menghirup udara untuk pertama kalinya. Bukankan itu sebagai peringatan kepada si anak nanti, bahwa dalam kehidupan ini jangan pernah sangsi dan ragu tentang rizki yang sebenarnya telah disiapkan oleh Allah.
Akan tetapi mengapa Allah memberikan berbagai bentuk mulut si bayi tidak semua sama, begitupun tenaga dari si bayi semua berbeda-beda, karena Allah telah mengatur seberapa besar kelak rizki yang akan diberikan kepada si anak. Ada anak yang mulutnya kecil tapi karena Allah memberi tenaga yang kuat sehingga ketika menetek pada si ibu dia mendapatkan air susu yang banyak dengan cepat. Begitupun sebaliknya ada anak yang diberi mulut yang lebar tetapi karena tenaganya lemah dan tidak terlalu kuat, dia tidak bisa menghisap air susu ibunya dengan kuat, sehingga yang didapatkan juga lebih sedikit dari si bayi yang pertama tadi.
Inilah hakikat dari rizki yang telah diciptakan oleh Allah jauh sebelum manusia lahir. Itulah kenapa Allah menciptakan manusia dengan berbagai macam karakter dan bentuk serta keahlian tertentu. Bukan karena Allah pelit kepada makhluknya tetapi agar bisa dijadikan pelajaran bagi sesama manusia, dan tidak terlalu takut tidak akan kebagian rizki, karena Allah sudah menjamin itu.
Ada orang yang hanya dengan melakukan sedikit hal saja sudah mendapat karunia Allah yang luar biasa, atau mendapat rizki yang kadang membuat iri orang yang melihatnya, tetapi ada juga orang yang dengan mati-matian telah mencari rizki sehari semalam penuh tetapi hanya cukup untuk makan dan minum sehari saja.
Rizki memang suatu rahasia Allah yang derajat kastanya sama dengan kematian dan jodoh manusia. begitu misteriusnya kadang membuat manusia menjadi berburuk sangka kepada Allah lantaran menganggap Allah tidak menyayanginya dengan memberi cobaan yang berat. Ada yang dijadikan seumur hidupnya miskin tapi dengan hati yang sabar dan penuh ridha kepada Allah, maka hidupnya selalu cukup. Tidak banyak kebutuhan hidup yang membelitnya. Ada juga seseorang begitu lahir sudah memiliki tanah dan barang-barang mewah lainnya dengan “atas nama” dia. Tetapi hatinya sangat-sangat takabbur hingga hidupnya merasa tidak pernah cukup.
Akhirnya, bagaimana kita menganggap rizki yang Allah berikan sebagai rahmat atau sebagai laknat tergantung bagaimana manusia dalam mensyukurinya. Dan rizki tidak akan menghampiri siapapun yang berpredikat sebagai “pemalas” karena ketika kecil dahulu Allah sudah memberikan kelebihan kepada manusia jauh sebelum manusia lahir dan telah menyiapkan rizki bahkan sebelum sperma ayah bertemu dengan indung telur sang ibu. Laba-laba tidak akan mendapatkan makanan jika dia tidak mau menggunakan jaringnya untuk menangkap mangsa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar